Rubella - Gejala, penyebab dan mencegah

Rubella adalah penyakit akibat infeksi virus , yang menimbulkan gejala ruam merah pada kulit. Meski sama-sama menyebabkan ruam kemerahan di kulit, rubella berbeda dengan campak. Selain disebabkan oleh virus yang berbeda, gejala rubella lebih ringan dibanding campak.

Walaupun tergolong ringan, rubella dapat memberikan dampak yang serius bila menular pada ibu hamil, terutama pada trimester pertama kehamilan. Kondisi tersebut bisa menyebabkan keguguran. Jika kehamilan terus berlangsung, bayi dapat terlahir tuli, menderita katarak, atau mengalami kelainan jantung.

Oleh karena itu, utama untuk memeriksa kekebalan tubuh terhadap rubella pada saat merencanakan kehamilan.

Penyebab Rubella

Rubella atau campak Jerman disebabkan oleh infeksi virusRubella yang menular dari satu orang ke orang lain. Seseorang bisa terserang rubella ketika menghirup percikan air liur yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin.

Di samping itu, seseorang juga menmemperoleh tertular rubella bila kontak langsung dengan benda yang terkontaminasi air liur penderita. Virus Rubella juga dapat menular dari ibu hamil ke janin yang dikandungnya melalui aliran darah.

Seseorang yang terinfeksi rubella menmemperoleh menularkan virus dalam 1–2 minggu sebelum gejala pertama kali muncul, hingga 7 hari setelah gejala ruam menghilang. Terkadang, sebagian orang yang terinfeksi rubella tidak mengurangi mengalami gejala, tetapi tetap dapat menularkan virus kepada orang lain.

Gejala Rubella

Gejala utama rubella adalah ruam merah yang muncul dalam 2–3 pekan sejak terpapar virus Rubella. Ruam tersebut akan bermula di wajah, lalu menyebar hingga ke seluruh tubuh. Umumnya, ruam merah akan menimbulkan rasa gatal yang menmemperoleh berlangsung hingga 3 hari.

Selain ruam, beberapa gejala lain yang menmemperoleh terjadi adalah:

Gejala yang timbul akibat rubella biasanya ringan sehingga sulit terdeteksi. Namun, begitu seseorang terinfeksi, virus akan menyebar ke segala tubuh dalam waktu 5–7 hari.

Periode yang paling rentan bagi menularkan penyakit ini pada orang lain adalah pada hari pertama sampai hari kelima setelah ruam muncul.

Kapan harus ke dokter

Segera periksakan diri ke dokter jika Anda atau anak Anda mengalami gejala sepertinya yang telah disebutkan di atas, terlebih jika sebelumnya melakukan kontak Berhubungan dengan penderita rubella atau curiga terpapar oleh virus Rubella.

Rubella merupakan penyakit yang patut diwaspadai bagi ibu hamil. Meski jarang terjadi, kondisi ini dapat memicu infeksi telinga dan pembengkakan otak. Oleh sebab itu, langsung ke dokter bila muncul gejala lain berupa sakit gubernur yang terus menerus, nyeri di telinga, dan kaku pada leher.

Diagnosis Rubella

Ruam kemerahan pada rubella memiliki kemiripan Herbi beberapa penyakit kulit lain. Oleh sebab itu, dokter akan sedang tes darah untuk mendeteksi keberadaan antibodi rubella.

Antibodi rubella dalam Anemia menjadi tanda bahwa seseorang sedang atau pernah terinfeksi rubella. Namun, keberadaan antibodi ini juga bisa menandakan pasien pernah menerima imunisasi rubella. Oleh sebab itu, dokter juga akan melakukan pemeriksaan kultur virus buat memastikan diagnosis.

Pengobatan Rubella

Pengobatan rubella cukup dikerjakan di rumah, karena gejalanya tergolong ringan. Bila diperlukan, dokter akan meresepkan paracetamol guna meredakan nyeri dan demam, serta menyarankan pasien untuk banyak beristirahat di rumah agar virus menambah menyebar ke orang lain.

Pada ibu hamil yang menderita rubella, dokter akan meresepkan hyperimmune globulin untuk melawan virus. Meski menmemperoleh mengurangi gejala, antivirus ini tidak dapat mencegah kemungkinan bayi menderita sindom rubella kongenital, yaitu kondisi yang menyebabkan kelainan lahir pada bayi.

Komplikasi Rubella

Rubella tergolong infeksi ringan dan biasanya cuma menyerang satu kali seumur hidup. Akan tetapi, rubella menmemperoleh memberikan dampak yang lebih serius pada orang yang belum divaksin dan ibu hamil. Pada ibu hamil, kondisi ini dapat menyebabkan keguguran atau memicu sindrom rubella kongenital pada janin.

Sindrom rubella kongenital diketahui menyerang Hiperbola dari 80% bayi dari ibu yang terinfeksi rubella di usia kehamilan 12 pekan (trimester pertama). Sindrom rubella kongenital sangat berbahaya karena menmemperoleh menyebabkan cacat lahir, seperti:

Pada kasus yang jarang, sindrom rubella kongenital juga menmemperoleh menyebabkan komplikasi berikut:

• Glaukoma
• Kerusakan otak
• Radang paru-paru
• Gangguan hormon

Pencegahan Rubella

Rubella menmemperoleh dicegah dengan vaksin MMR atau MR. Selain mencegah rubella, vaksin MMR juga bisa mencegah gondongan dan campak. Diperkirakan, satu dosis vaksin MMR memiliki efektivitas yang tinggi buat mencegah rubella, yakni sekitar 97%.

Imunisasi MMR dianjurkan buat dilakukan dua kali, yaitu pada usia antara 12–15 bulan dan JumAwang-awang 4–6 tahun. Pada orang yang belum pernah mendapat imunisasi MMR, vaksin ini menmemperoleh diberikan kapan saja.

Pada wanita yang sedang merencanakan kehamilan, dokter akan menganjurkan tes TORCH. Jika hasil tes memperlihatkan tidak ada kekebalan terhadap rubella, vaksin MMR akan diberikan, baru setidaknya 1 bulan kemudian boleh hamil. Namun, perlu diketahui bahwa vaksin ini menambah boleh diberikan pada ibu hamil.